Selasa, 24 Juni 2008

Top Press : Kabupaten Anambas Terbentuk

Keinginan masyarakat Kepulauan Anambas untuk memisahkan diri dari kabupaten induk Natuna hari ini terpenuhi sudah. Rapat paripurna DPR-RI hari ini telah menyetujui RUU pembentukan Kabupaten Anambas dan sebelas kabupaten/kota lainnya menjadi Undang-Undang. Dalam waktu dekat Anambas bukan Natuna lagi.

"Selamat saudaraku, masyarakat kepulauan Anambas. Bangun negeri, sejahterakan masyarakat."

Aku sampaikan ucapan selamat ini, sebagai ungkapan persahabatan untuk sesuatu yang sudah terlanjur terjadi. Namun jauh sebelumnya, yaitu saat isu pemekaran masih berupa wacana hingga pemekaran wilayah ini masih berupa draft RUU di DPR-RI, aku sudah mempertanyakan mengapa masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Natuna sebagai kabupaten induk begitu saja rela dan bahkan mendukung pemekaran wilayah Kepulauan Anambas lepas dari Natuna.

Terlepas bahwa terbentuknya kabupaten baru ini adalah dari keinginan kuat dan hasil perjuangan keras masyarakat Anambas, akan tetapi dukungan yang serta merta dari Pemerintah Kabupaten Natuna, bisa jadi ini merupakan bukti bahwa pemerintahan Kabupaten Natuna tidak memiliki kemampuan lagi untuk berbuat atau bahkan meyakinkan sekalipun, untuk membangun secara adil dan menyejahterakan rakyatnya di wilayah Kepulauan Anambas.

Nasi sudah menjadi bubur. Keputusan politik sudah diambil. Kepulauan Anambas sudah lepas. Sejarah tak akan pernah bisa dihapus (baca). Apapun yang akan terjadi kelak dengan keputusan ini, baik untuk Natuna maupun untuk Anambas, para pendukung pemekaran harus bisa mempertanggung-jawabkannya kepada generasi mendatang.

Berita terkait :

sijorimandiri.net/fz/index.php?option=com_content&task=view&id=929&Itemid=34

http://www.natuna.go.id/website/index.php?option=com_content&task=view&id=160&Itemid=43

Jagalah Hati

Kali ini aku ingin berbagi info tentang hubungan antara pola hidup dan pola makan yang salah dengan penyakit hati (liver), baik hepatitis maupun kangker hati. Semoga bermanfaat...

Para dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati (GOT,GPT), tetapi ternyata saat menjelang hari raya Imlek diketahui positif menderita kanker hati sepanjang 10 cm.


Selama ini hampir semua orang sangat bergantung pada hasil indeks pemeriksaan fungsi hati (Liver Function Index). Mereka menganggap bila pemeriksaan menunjukkan hasil index yang normal berarti semua OK.

Kesalah-pahaman semacam ini ternyata juga dilakukan oleh banyak dokter spesialis. Benar-benar mengejutkan, para dokter yang seharusnya memberikan pengetahuan yang benar pada masyarakat umum, ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar.

Pencegahan kanker hati harus dilakukan dengan cara yang benar. Tidak ada jalan lain kecuali mendeteksi dan mengobatinya sedini mungkin, demikian kata dokter Hsu Chin Chuan. Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bisa memiliki pandangan yang salah, bahkan menyesatkan masyarakat. Inilah penyebab terbesar kenapa kanker hati sulit untuk disembuhkan.

Penyebab utama kerusakan hati adalah :

1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab paling utama.

2. Tidak buang air pada pagi hari.

3. Pola makan yang terlalu berlebihan.

4. Tidak makan pagi.

5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan.

6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, pemanis buatan.

7. Minyak goreng yang tidak sehat! Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goreng saat menggoreng makanan hal ini juga berlaku meski menggunakan minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil. Jangan mengkonsumsi makanan yang digoreng bila kita dalam kondisi penat, kecuali dalam kondisi tubuh yang fit.

8. Mengkonsumsi masakan mentah atau bahkan masakan sangat matang, juga menambah beban hati. Sayur-mayur dimakan mentah atau dimasak matang 3/5 bagian. Sayur yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.

Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup atur gaya hidup dan pola makanan sehari-hari.

Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan jadwalnya, sebab :

  • Malam hari pkl. 9 -11 : Adalah waktu yang digunakan oleh tubuh untuk pembuangan zat- zat tidak berguna/ beracun (de-toxin) di bagian sistem antibodi (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik. Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan.
  • Malam hari pkl. 11 - dini hari pkl.1 : Saat proses de-toxin di bagian hati, harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
  • Dini hari pkl. 1 - 3 : Proses de-toxin di bagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur.
  • Dini hari pkl. 3 - 5 : De-toxin di bagian paru-paru. Sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini. Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernafasan, maka tak perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran.
  • Pagi pkl. 5 - 7 : De-toxin di bagian usus besar, harus buang air di kamar kecil.
  • Pagi pkl. 7 - 9 : Waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pkl. 6:30. Makan pagi sebelum pkl. 7:30 sangat baik bagi mereka yang ingin menjaga kesehatannya. Bagi mereka yang tidak makan pagi harap merubah kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat makan pagi hingga pkl. 9-10 daripada tidak makan sama sekali.
Jadi, tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna.

"Jagalah hati, jangan kau sakiti. Jagalah hati, 'lentera' hidup ini..."



Selasa, 03 Juni 2008

Antara Pekanbaru - Sedanau I

Ini adalah bagian pertama dari transkrip perjalanan pulangku ke Ranai dan Sedanau. Perjalanan yang sangat menyenangkan, setelah sekian lama aku kehilangan kesempatan melakukannya...

17 Mei 2008
; Aku dan suami sudah pada kesimpulan, bahwa rencana kami berkunjung ke Sedanau bersama-sama bulan Agustus harus batal karena pada saatnya nanti anakku yang sulung perlu mendapatkan perhatian ekstra sehubungan masa-masa awal sekolah di tingkat pertamanya. Suamiku mempersilahkan bila aku hendak pergi ke Natuna sekalian memanfaatkan momentum penyelenggaraan MQT II Kepri di Ranai.

19 Mei 2008; Suamiku menyerahkan tiket Riau Airlines PKU-NTX padaku, untuk flight hari Kamis tanggal 22 Mei. Sedangkan untuk kembali ke Pekanbaru, suamiku mempersilahkan aku untuk menentukan sendiri tanggalnya. Dia hanya membekali aku sebuah kartu ATMandiri.

20 – 21 Mei 2008; Aku masih melakukan kontak-kontak SMS dengan saudara-saudara dan juga dengan teman-temanku di Natuna, tapi aku tidak mengabari mereka bahwa aku akan berkunjung ke Natuna. Aku ingin surprise pada waktunya nanti.


Pekanbaru – Ranai

22 Mei 2008
09:00; Aku berangkat ke Bandara SSK Pekanbaru dengan diantar oleh suamiku. Tidak hanya mengantar, suamiku juga menemaniku saat proses check-in dan bahkan turut menemaniku di ruang keberangkatan menanti saatnya boarding

10:05; Boarding.
Sebelumnya aku dan suami sempat melakukan ‘ritual’ salam pisah untuk sementara.

10:15; Pesawat RAL lepas landas dengan mulus dari landas pacu bandara SSK Pekanbaru.

11:10; Pesawat mendarat dengan mulus di bandara Raja Haji Fi Sabilillah Tanjungpinang. Dulu namanya Lanud Kijang. Aku tidak tahu sejak kapan berganti nama. Ibu kota Provinsi Kepri ini harus bekerja keras membangun berbagai fasilitas agar bisa setara dengan ibu kota privinsi lainnya.

12:30; Pesawat mendarat dengan mulus di lapangan terbang (aku belum bisa menyebutnya sebagai bandara) Matak Kep. Anambas. Di Matak, kami singgah sebentar, bahkan tidak sempat keluar dari pesawat. Sebelumnya saat hendak mendarat, dari jendela aku sempat melihat pemandangan indah pulau-pulau kecil Anambas, bak jamrud di kebiruan laut Natuna.

13:45; Pesawat mendarat dengan mulus di Lanud (aku juga belum kuasa menyebutnya sebagai bandara) Ranai. Alhamdulillah, berkat lindungan Allah SWT. aku dapat mengakhiri perjalanan udaraku dengan selamat, tanpa mendapatkan hambatan apapun. Di Lanud Ranai, sepupuku Wan Gutmi atau biasa kami panggil dengan Mimi, sudah menungguku di hall kedatangan. Hanya dia yang aku beritahu sebelumnya akan kedatanganku.

Ada cara unik yang dilakukan oleh suamiku memantau perjalananku. Setiap pesawatku take-off (dan aku pasti mematikan hand phoneku), dia mengirimkan sebuah SMS dalam kalimat sama. Tentu saja SMS yang dia kirimkan statusnya “pending”. Nanti pada saat aku mendarat di setiap bandara dan pangkalan (dan aku pasti menghidupkan hand phoneku), SMS itu masuk, maka otomatis diapun menerima konfirmasi “message delivered”. Saat itulah dia menghubungiku menanyakan kabar perjalananku. Mau tahu kalimat SMS yang selalu dikirimnya berulang-ulang itu? “Have a nice travelling. I love you...”.


Masjid Raya Natuna nan Agung

Setelah merasa cukup beristirahat di rumah sepupuku, aku diajak mengunjungi arena MTQ II Kepri di halaman Masjid Raya Natuna. Nuansa “Middle East” sangat terasa pada dekorasi astaka dan tenda-tenda sekitarnya (cuaca panasnya juga!).

Bagi aku yang tidak mengikuti perkembangan pembangunan masjid itu, keberadaannya kini laksana sebuah istana baginda yang tiba-tiba ada. Dipindahkan dari sebuah negeri yang benar-benar sudah mencapai kemakmuran, diangkut oleh kekuatan tangan jin seperti dalam cerita dongeng dari negeri seribu satu malam. Aku mengibaratkannya seperti itu, karena keberadaannya sangat kontras dengan lingkungan sekitarnya.

Halamannya yang masih gersang, tanpa rindangnya pepohonan, rumah-rumah penduduknya yang relatif masih sederhana dan tidak tertata dengan baik. Aku berpikiran, masjid ini sepertinya dibangun hanya sebagai mercusuar penguasa belaka, bukan sebagai lambang kemakmuran negeri yang sebenarnya. Maa'aafff!