Sabtu, 18 Oktober 2008

AYO SELAMATKAN BANGSA KITA!


Indonesia saat ini sedang dihadapkan pada krisis keuangan global. Ada langkah lain yang perlu kita lakukan untuk menyelamatkan bangsa kita :

1. Yang mempunyai deposito bertahanlah dengan deposito anda. Jangan ambil uang anda dari bank. Jika anda ikut ikutan mencairkan dana anda maka akan terjadi bank rush, dan krisis keuangan akan semakin parah.

2. Yang memiliki saham dan turunannya, jangan menjual saham dan derivasinya. Jika anda ikut ikutan menjual saham dan turunannya, maka harga saham akan semakin ambruk, dan krisis akan sungguh terjadi semakin parah.

3. Jangan ikut ikutan memborong dolar. Jika anda ikut ikutan memborong dolar, maka harga dolar akan semakin tinggi dan rupiah semakin terpuruk. Harga barang impor akan semakin mahal, dan inflasi dalam negeri akan semakin menggila.

4. Jangan panik. Jika anda tidak panik, maka krisis akan cepat berlalu. Perekonomian akan cepat pulih. Harga saham akan cepat rebound. Dolar akan cepat menyesuaikan diri pada kurs yang rasional.Cadangan devisa kita cukup kuat. Jika anda panik dan ikut ikutan menarik deposito, menjual saham dan memborong dolar, maka anda ikut memberikan kontribusi pada semakin dalamnya krisis di Indonesia.

Tetapi tentu ini merupakan pilihan bebas. Tidak ada yang dapat melarang Anda. Hati nurani yang bicara. Pilihan yang sulit bagi yang berduit tetapi silahkan memilih. Krisis keuangan global kian menebar ancaman menjadi krisis ekonomi global yang tidak main-main, bursa saham guncang dan nilai tukar Rupiah semakin melemah, ini semua menjadi indicator bahwa akan ada bencana baru yang siap menerkam. Para kaum Kapitalis yang ingin meraup keuntungan dengan cara cepat dan menjadi SERAKAH akhirnya menjadi sumber dari segala krisis yang kita belum tau kapan akan berakhir.

Pertanyaannya adalah apa yang bisa kita lakukan untuk ikut membantu agar krisis ini tidak menghancurkan sendi-sendi perekonomian bangsa ini? Tentu kita tidak ingin ini menjadi periode 10 Tahunan (1998-2008), mimpi kelam krisis ekonomi 10 tahun lewat tentu tidak ingin kita munculkan kembali, tapi jika Anda tidak peduli maka bisa saja hal ini akan terjadi! Dan jika itu terjadi maka bangsa ini akan semakin terpuruk, akan muncul PHK besar-besaran, sektor riil yang tidak bergerak, sistem perbankan yang sudah tidak dipercaya lagi dan akhirnya kita kembali ke nol lagi.


Jika Anda masih mencintai bangsa ini, maka ada banyak hal yang bisa Anda lakukan, paling tidak MULAILAH DARI DIRI ANDA SENDIRI! Contoh kecil sebagai berikut : Jika Anda seorang awam sebagaimana saya, maka yang bisa kita lakukan adalah : Gunakanlah PRODUKSI DALAM NEGERI dalam semua aktivitas hidupmu, dengan langkah ini akan menyelamatkan Sektor Riil, usaha-usaha kecil akan berkembang, dan akhirnya kita bisa berdiri tegak dan mengatakanKITA BISA HIDUP DARI NEGERI KITA SENDIRI. Langkah kecil lain jangan sok mengkonsumsi produk makanan luar negeri, jika anda senang makan durian tidak perlu durian Bangkok Thailand, cukup durian lokal toh tidak kalah rasanya, jika senang makan jagung? Tidak perlulah jagung Thailand cukup jagung lokal, tidak perlu makan-makan di outlet-outlet dengan brand luar negeri, toh ayam kampung kita tidak kalah nikmatnya. Hal kecil ini kadang tidak kita sadari tapi ketahuilah efeknya sangat luarbiasa.


Anda bisa bayangkan jika semua anak bangsa ini berfikiran sama, jika anda konversikan dengan modal yang beputar maka Anda akan kaget dan heran akan impact yang sangat luar biasa. Yakin dan percayalah dengan cara kecil ini krisis ini tidak akan terjadi disini di bumu Indonesia.


Gunakan angkutan massal jika itu Anda bisa lakukan, itu akan membantu untuk mengurangi konsumsi energi yang luar biasa yang sebetulnya tidak perlu, disamping mengurangi polusi, jangan lupa disamping krisis keuangan yang berpotensi menjadi krisis Ekonomi kita juga dihadapkan dengan krisis energy. Kenyamanan mungkin belum kita pikirkan sekarang, percayalah bahwa aroma sesaknya penumpang di dalam angkot dan bus-bus itu masih menimbulkan secercah harapan bahwa sektor riil kita masih bergerak.
Berbelanjalah di pasar-pasar tradisional, berdayakan warung-warung kaki lima, percaya atau tidak Ekonomi Kerakyatan terbukti mampu menyelamatkan perekonomian kita.

Jika Anda seorang pelaku bisnis maka tolong jangan hanya memikirkan untuk meraup keuntungan pribadi semata-mata hanya dengan memikirkan import barang-barang murah yang hanya akan menghancurkan produk dalam negeri.
Jangan lari dari tanggung jawab dengan membawa lari modal ke luar negeri. Ingat menjaga, mengusahakan agar Capital Inflow akan lebih bijaksana dan akan sangat membantu negeri ini, jangan biarkan capital outflow terjadi itu sama dengan menghancurkan perekonomian rakyat. LET' S SAVE OUR NATION, START FROM YOUR SELF!Lakukan hal sederhana ini, maka Anda akan lihat akibat penyelamatan yang luar biasa.


Dengan meneruskan pesan ini ke relasi dan sahabat Anda, berarti Anda sudah ikut mengingatkan saudara-sebangsa kita untuk ikut peduli menyelamatkan bangsa ini.

( Dikutip dari Indonesia Headquarter, beberapa kata diubah penulisannya).

Jumat, 22 Agustus 2008

Sholat dan Puasa

Kita sekarang sedang menyambut datangnya bulan suci Ramadhan nan penuh berkah. Hendaknya di dalam bulan puasa nanti kita dapat tampil selaku mukmin yang saleh; yang taat kepada Rabb-nya, dan mengikuti sunnah Nabi-Nya dalam segala ajaran yang beliau bawa dari Rabb-nya, terutama yang berkaitan dengan menegakkan ibadah sholat dan puasa.

Pada hari Jum'at yang mulia ini, aku menerima email berantai dari seorang teman. Setelah kulakukan perubahan pada penulisannya, kini aku 'forward' terutama untuk diriku sendiri dan untuk para pengunjung blogku. Marhaban yaa Ramadhan!


Ali bin Abi Thalib RA berkata : "Sewaktu Rasullullah SAW duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Ansar, maka dengan tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi, lalu berkata : ”Ya Muhammad, kami hendak tanya kepada kamu kalimat-kalimat yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa AS yang tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat muqarrab.”

Lalu Rasullullah SAW bersabda : "Silahkan bertanya.” Berkata orang Yahudi : “Silahkan terangkan kepada kami tentang 5 waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas ummatmu." Sabda Rasullullah SAW : "Sholat Dzuhur jika tergelincir matahari, maka bertasbihlah segala sesuatu kepada Tuhannya. Sholat Asar itu ialah saat ketika Nabi Adam AS memakan buah khuldi. Sholat Maghrib itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam AS, maka setiap mukmin yang sholat Maghrib dengan ikhlas kemudian dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan mengkabulkan permintaannya. Sholat Isya' itu ialah sholat yang dikerjakan oleh para Rasul-Rasul sebelumku. Sholat Subuh adalah sebelum terbit matahari, ini karena apabila matahari terbit, terbitnya di antara dua tanduk syaitan dan disitu sujudnya tiap orang kafir."

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah SAW, maka mereka berkata : “Memang benar apa yang kamu katakan itu Muhammad, katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan didapati oleh orang yang sholat?

Rasullullah SAW bersabda : "Jagalah waktu-waktu sholat, terutama sholat yang pertengahan, sholat Dzuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam, orang mukmin yang mengerjakan sholat pada ketika itu akan diharamkan keatasnya uap api neraka Jahanam pada hari kiamat." Sabda Rasullullah SAW lagi : "Manakala sholat Asar, adalah saat dimana Nabi Adam AS memakan buah khuldi. Orang mukmin yang mengerjakan sholat Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir." Setelah itu Rasullullah SAW membaca ayat yang bermaksud : "Jagalah waktu-waktu sholat terutama sekali sholat yang pertengahan, sholat Maghrib itu adalah saat dimana taubat Nabi Adam AS diterima. Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan sholat Maghrib kemudian meminta sesuatu dari Allah maka Allah akan perkenankan. Sabda Rasullullah SAW : "Sholat Isya'. Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk pergi menunaikan sholat Isya' berjamaah, Allah SWT haramkan dari terkena nyalanya api neraka dan diberinya cahaya untuk menyeberangi titian sirath." Sabda Rasullullah SAW seterusnya : "Sholat Subuh pula, seorang mukmin yang mengerjakan sholat Subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberi oleh Allah SWT dua kebebasan yaitu dibebaskan dari api neraka dan dibebaskan dari infaq."

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah SAW, maka mereka berkata : “Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad (SAW). Kini katakan pula kepada kami semua, kenapakah Allah SWT mewajibkan puasa 30 hari ke atas ummatmu?

Sabda Rasullullah SAW : "Ketika Nabi Adam memakan buah pohon yang dilarang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam AS selama 30 hari. Kemudian Allah SWT mewajibkan ke atas keturunan Adam AS berlapar selama 30 hari. Sementara izin makan diwaktu malam itu adalah sebagai kurnia Allah SWT kepada makhluk-Nya."

Kata orang Yahudi : “Wahai Muhammad, memang benarlah apa yang kamu katakan itu. Kini terangkan kepada kami ganjaran pahala yang diperolehi dari puasa itu.

Sabda Rasullullah SAW : " Seorang hamba yang berpuasa dalam bulan Ramadhan dengan ikhlas kepada Allah SWT dia akan diberi oleh Allah SWT tujuh perkara; Akan dicairkan daging haram yang tumbuh dari badannya (daging yang tumbuh dengan makanan yang haram), Rahmat Allah senantiasa dekat dengannya, diberi oleh Allah sebaik-baik amal, dijauhkan dari merasa lapar dan haus, diringankan baginya siksa kubur (siksa yang sangat mengerikan), diberikan cahaya oleh Allah SWT pada hari kiamat untuk menyeberang titian sirath dan Allah SWT akan memberinya kemudian di syurga."

Kata orang Yahudi : “Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakan kepada kami, kelebihanmu antara semua para Nabi-Nabi.

Sabda Rasullullah SAW : "Seorang nabi mengunakan doa mustajabnya untuk membinasakan ummatnya, tetapi saya tetap menyimpankan do’a saya (untuk saya gunakan memberi syafa’at pada ummat saya di hari kiamat)."

Kata orang Yahudi : “Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Kini kami mengakui dengan ucapan; Asyhadu alla illaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (kami percaya bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan Engkau utusan Allah).

Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah : 155).

Disebutkan di dalam satu riwayat, bahwasanya apabila para makhluk dibangkitkan dari kubur, mereka semuanya berdiri tegak di kubur masing masing selama 44 tahun ‘umur akhirat’ dalam keadaan tidak makan dan tidak minum, tidak duduk dan tidak bercakap.

Bertanya orang kepada Rasulullah SAW : "Bagaimana kita dapat mengenali “Orang-orang Mukmin” kelak di hari kiamat?" Maka jawab Rasulullah SAW : " Ummat dikenal karena wajah mereka putih disebabkan oleh wudlu. " Bila kiamat datang maka malaikat datang ke kubur orang mukmin sambil membersihkan debu di badan mereka kecuali pada tempat sujud. Bekas sujud tidak dihilangkan. Maka memanggillah dari 'Dzat' yang memanggil : “Bukanlah debu itu dari debu kubur mereka, akan tetapi debu itu ialah debu keimanan mereka. Oleh itu tinggallah debu itu sehingga mereka melalui titian Siratul Mustaqim dan memasuki alam syurga, sehingga setiap orang melihat para mukmin itu mengetahui bahwa mereka adalah pelayan-Ku dan hamba-hamba-Ku.

Disebutkan oleh hadits Rasulullah SAW bahwa sepuluh orang yang mayatnya tidak busuk dan tidak reput dan akan bangkit dalam tubuh asal diwaktu mati, yaitu : Para Nabi, para Ahli Jihad, para Alim Ulama, para Syuhada, para Penghafal Al-Quran, Imam atau Pemimpin yang adil, Tukang Adzan, Wanita yang mati melahirkan/beranak, orang mati dibunuh atau dianiaya dan orang yang mati di siang hari atau di malam Jumat, jika mereka itu dari kalangan orang yang beriman.

Di dalam satu riwayat yang lain dari Jabir bin Abdullah RA, sabda Rasulullah SAW : “Apabila datang hari kiamat dan orang-orang yang berada di dalam kubur dibangkitkan maka Allah SWT memberi wahyu kepada Malaikat Ridhwan : "Wahai Ridhwan, sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku berpuasa (ahli puasa) dari kubur mereka didalam keadaan letih dan dahaga. Maka ambillah dan berikan mereka segala makanan yang digoreng dan buah buahan syurga. Maka Malaikat Ridhwan menyeru : “Wahai sekalian kawan-kawan dan semua anak-anak yang belum baligh.” Lalu mereka semua datang dengan membawa dulang dari nur dan berhimpun dekat Malaikat Ridhwan bersama dulang yang penuh dengan buah-buahan dan minuman yang lezat dari surga dengan sangat banyak melebihi daun-daun kayu di bumi. Jika Malaikat Ridhwan berjumpa mukmin maka dia memberi makanan itu kepada mereka sambil mengucap sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT di dalam Surah Al-Haqqah bermaksud :

"Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari yang telah lalu itu."


Keterangan :

* SWT : Subhanahu Wa Ta'ala

* SAW : Sholallahu 'Alaihi Wassalam

* AS : 'Alaihis Salam

* RA : Radhiallahu Anhu


Senin, 11 Agustus 2008

Ternyata Hidup itu Mudah, katanya...

Dapat kiriman email dari seorang teman, sayang bila hanya dibaca seorang diri. Melihat sifatnya, sepertinya email ini boleh untuk berbagi.

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai dan memasukkannya ke dalam tong sampah. Hal itu terlihat oleh penginterview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.

Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tersebut, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/ diambil kerja di tempatnya.

Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.

Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik." Ibu menjawab: "Mengapa?" Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah."

Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur." Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku."

Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: "Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?" Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah." Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam." Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi." Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: "Setapak demi setapak, cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana."

Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku." Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah." Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan" dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira.
Ada yang bertanya: "Mengapa engkau begitu santai?" Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit."

Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.

Jumat, 08 Agustus 2008

Kisah di Musim Dingin

Okay, sekedar menandai tanggal unik 080808 yang jatuh hari ini, sekaligus juga menandai kunjungan ke-1000 atas weblogku yang juga terjadi pada hari ini, aku ingin menuliskan cuplikan cerita yang mengandung sebuah filosofi (True Story, seperti termuat dalam Xia Wen Pao), yang aku kutipkan dari The ESQ Book. Semoga bermanfaat...

Siu Lan, seorang janda miskin memiliki seorang putri kecil berumur 7 tahun, Lie Mei. Kemiskinan memaksanya untuk membuat sendiri kue-kue dan menjajakannya di pasar untuk biaya hidup berdua. Hidup penuh kekurangan membuat Lie Mei tidak pernah bermanja-manja pada ibunya, seperti anak kecil lain.

Suatu ketika dimusim dingin, saat selesai membuat kue, Siu Lan melihat keranjang penjaja kuenya sudah rusak berat. Dia berpesan agar Lie Mei menunggu di rumah karena dia akan membeli keranjang kue yang baru. Pulang dari membeli keranjang kue, Siu Lan menemukan pintu rumah tidak terkunci dan Lie Mei tidak ada di rumah. Marahlah Siu Lan. Putrinya benar-benar tidak tahu diri, sudah hidup susah masih juga pergi bermain dengan teman-temannya. Lie Mei tidak menunggu rumah seperti pesannya.

Siu Lan menyusun kue ke dalam keranjang, dan pergi ke luar rumah untuk menjajakannya. Dinginnya salju yang memenuhi jalan tidak menyurutkan niatnya untuk menjual kue. Bagaimana lagi? Mereka harus dapat uang untuk makan. Sebagai hukuman bagi Lie Mei, putrinya, pintu rumah dikunci Siu Lan dari luar agar Lie Mei tidak bisa pulang. Putri kecil itu harus diberi pelajaran, pikirnya geram. Lie Mei sudah berani kurang ajar.

Sepulang menjajakan kue, Siu Lan menemukan Lie Mei, gadis kecil itu tergeletak di depan pintu. Siu Lan berlari memeluk Lie Mei yang membeku dan sudah tidak bernyawa. Siu Lan berteriak membelah kebekuan salju dan menangis meraung-raung, tapi Lie Mei tetap tidak bergerak. Dengan segera, Siu Lan membopong Lie Mei masuk ke rumah. Siu Lan menggoncang-goncangkan tubuh beku putri kecilnya sambil meneriakkan nama Lie Mei. Tiba-tiba jatuh sebuah bungkusan kecil dari tangan Lie Mei. Siu Lan mengambil bungkusan kecil itu, dia membukanya. Isinya sebungkus kecil biskuit yang dibungkus kertas usang. Siu Lan mengenali tulisan pada kertas usang itu adalah tulisan Lie Mei yang masih berantakan namun tetap terbaca : "Hi..hi..hi! Mama pasti lupa. Ini hari istimewa buat Mama. Aku membelikan biskuit kecil ini untuk hadiah. Uangku tidak cukup untuk membeli biskuit ukuran besar. Hi…hi…hi! Mama, selamat ulang tahun."

Pesan yang terkandung dari cerita diatas adalah : Jangan terlalu cepat menilai seseorang berdasarkan persepsi kita, karena persepsi kita belum tentu benar adanya.

Take time to THINK. It is the source of power.

Take time to READ. It is the foundation of wisdom.

Take time to be QUIET. It is the opportunity to seek God.

Take time to DREAM. It is what the future is made of

Take time to PRAY. It is the greatest power on earth.......


Sabtu, 26 Juli 2008

Jangan Pilih 'Yang' Busuk

Politisi adalah seorang yang terlibat dalam politik. Politisi juga termasuk figur politik yang ikut serta dalam pemerintahan. Jadi politisi itu ada yang berkiprah di wilayah legislatif ada pula di wilayah eksekutif. Anggota Parlemen, Presiden, Menteri, Gubernur, Walikota/ Bupati adalah jenis jabatan politik yang kita kenal dalam sistem politik di Indonesia. Pengurus/ aktifis partai politik juga bisa dikategorikan sebagai politisi.

Mereka menduduki jabatan-jabatan politik tersebut diatas (kecuali menteri) karena dipilih oleh rakyat melalui proses pemilihan langsung (pemilu/pilres/pilkada). Dan oleh karenanya, sesungguhnya mereka adalah pengemban amanat rakyat. Rakyat meletakkan kepercayaan, kehendak dan harapannya ke atas pundak para politisi ini.

Pemilu legislatif 2009 sudah di ambang pintu, berselang waktu tidak lama setelah itu akan disusul dengan pilpres. Partai-partai peserta pemilu 2009 lengkap dengan nomor pesertanya sudah ditetapkan oleh KPU. Terompet tanda dimulainya kampanye tahap sosialisasi tanda gambar dan nomor partai, sudah ditiup nyaring. Maka tersebutlah sebanyak 34 partai peserta Pemilu 2009, terdiri dari partai-partai besar pemenang pemilu 2004, partai-partai kecil pemilik 1-2 kursi di DPR dan partai-partai baru, yang sesungguhnya adalah partai lama (penderita electoral threshold) berganti nama. Atau partai baru sekalipun, namun di baliknya adalah wajah-wajah lama, tokoh-tokoh opportunist dan hyper-ambisius yang masih memiliki 'syahwat' kuat untuk tetap bercokol dalam perpolitikan Indonesia.

Seiring dengan kampanye sosialisasi ini, partai-partai sudah mulai mempersiapkan caleg-caleg jagoannya untuk ‘dijual’ kepada konstituen-nya. Persiapan perhelatan besar ini tidak hanya terjadi di tingkat pusat saja, pada tingkat daerahpun sudah mulai terasa. Dan dipastikan tidak terkecuali di kampung halamanku, Natuna tercinta.

Caleg-caleg dan calon pemimpin (baik pusat, provinsi, kota/ kabupaten) yang nanti akan muncul, sepenuhnya ditentukan oleh partainya masing-masing. Banyak caleg atau calon pemimpin yang dipilih oleh partainya karena pertimbangan loyalitas, kapasitas dan kapabilitasnya. Namun tidak sedikit partai-partai menentukan caleg atau calon pemimpinnya karena alasan popularitas saja, dengan mengabaikan kapasitas dan kapabilitasnya. Dan tidak jarang juga partai-partai menentukan caleg atau calon pemimpinnya hanya semata-mata karena alasan kemampuan finansialnya saja dengan mengabaikan moralitasnya. Dalam hal ini rakyat hanya disuruh memilih, tanpa diajak turut serta menyeleksi bakal wakil atau pemimpinnya.

Hati-hati menjatuhkan pilihan saat pemilu, pilpres atau pilkada nanti. Skandal amoral, saat ini menjadi isu sentral politisi di negeri ini. Korupsi, perselingkuhan, kekerasan rumah tangga dan pelecehan seksual menjadi berita harian di berbagai media. Oleh karena politisi adalah bagian dari selebriti, maka berita mengenai mereka acap kali muncul dalam acara infotainment, setiap saat, di semua televisi tanah air. Kalau kita tidak pandai-pandai memilih caleg atau calon pemimpin, maka akan hilanglah harapan yang kita titipkan di pundaknya. Lalu, lembaga dewan dan pemerintahan akan diisi oleh orang-orang yang kontra produktif dengan harapan kita semua.

Seumpama kita hendak menabung (menyimpan uang) di bank, harapan kita adalah uang kita tersimpan dengan baik dan aman, sehingga suatu saat kita memerlukan uang tersebut dapat kita ambil secara utuh (bahkan cenderung bisa lebih). Untuk harapan itu, sebelum kita menentukan bank pilihan, maka kita harus mengetahui dulu kredibilitas dan keunggulan tiap-tiap bank yang ada. Jangan simpan uang kita di bank yang tidak sehat! Begitu juga hendaknya saat menentukan pilihan pada pemilu, pilpres atau pilkada nanti, jangan memilih politisi busuk!

Adapun yang masuk kategori politisi busuk adalah mereka yang sudah memiliki track record seperti misal : korupsi, menipu, tidak bertanggung jawab pada lingkungan, pelaku kongkalikong (kolusi) yang merugikan negara dan sejenisnya. Kriteria ini akan terus berkembang seiring dengan temuan-temuan mutakhir.

Menurut koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Teten Masduki, jenis-jenis politisi busuk adalah politisi yang boros, tamak dan korup. Kemudian, kriteria lainnya adalah orang yang melakukan pelanggaran HAM atau yang memberikan perlindungan bagi pelanggar HAM. Selain itu, politisi busuk adalah orang pemakai narkoba dan yang melindungi bisnis narkoba, melakukan penggusuran dan tindakan yang tidak melindungi hak-hak sosial dan ekonomi kaum petani, nelayan, buruh, dan rakyat miskin kota. Politisi busuk, juga bagi mereka yang melakukan pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga dan mengabaikan terhadap hak-hak perempuan.

Sebagai perempuan, dalam kesempatan ini aku ingin menghimbau kepada Anda semua, perempuan atau juga laki-laki agar tidak memilih politisi yang telah melakukan pelecehan seksual dan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Politisi seperti itu tidak pernah bisa dipercaya. Bagaimana akan melindungi orang lain dan bahkan juga bangsa dan negara, bila terhadap perempuan (ibu dari setiap manusia adalah juga perempuan) dan anak-anak saja telah tega berlaku jahat. Politisi pelaku poligami juga perlu diberi high-light, mengingat ada pihak yang mensinyalir bahwa poligami juga adalah bagian dari perbuatan melakukan kekerasan terhadap perempuan (dalam hal ini menyakiti perasaan si isteri pertamanya). Politisi seperti itu tidak layak menjadi anggota dewan terhormat.

Menjelang pemilu, pilres dan pilkada nanti, masyarakat dihimbau tidak memilih politisi busuk dengan kriteria seperti disebutkan diatas, sehingga lembaga dewan atau pemerintahan bisa diisi oleh orang-orang yang berkualitas untuk memajukan bangsa dan negeri tercinta.

Selamat menyongsong pemilu 2009. Ingat, jangan pilih 'yang' busuk!

Kamis, 17 Juli 2008

Masa Depan Natuna Adalah Pariwisata

Salah satu panorama pantai di pulau Bunguran, Natuna (Dok. Wan Andriko).

Dalam pandanganku, masa depan Natuna bukan pada minyak bumi, bukan pula pada LNG. Keduanya bukan milik kita sepenuhnya dan keduanya bukan merupakan sumber daya alam yang bisa diperbaharui sehingga ketersediaanya sangat terbatas.

Mengutip pasal 14 UU Nomor 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, disebutkan daerah berhak mendapatkan bagian bagi hasil minyak bumi sebesar 15,5 persen, sedangkan sisanya untuk pemerintah pusat.


Persentase 15,5 itu terdiri dari 3 persen untuk provinsi yang tempat kabupaten penghasil minyak, 6 persen untuk kabupaten atau kota penghasil, dan 6 persen sisanya dibagi untuk kota atau kabupaten lainnya dalam provinsi yang bersangkutan. Sedang sisanya, sebesar 0,5 persen dibagi lagi antara provinsi, kabupaten atau kota penghasil dan kabupaten atau kota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan. Artinya Natuna hanya mendapatkan 6 koma nol sekian persen saja. Tragis!

Adapun bagi hasil untuk gas bumi adalah 69,5 persen untuk pusat dan 30,5 persen untuk daerah. 30 persen untuk daerah itu dibagi dengan rincian 6 persen untuk provinsi tempat kabupaten/kota penghasil, 12 persen untuk kabupaten atau kota penghasil, dan 12 persen lainnya untuk kota atau kabupaten lainnya dalam satu provinsi. Sedang sisa 0,5 persen dibagi lagi antara provinsi, kabupaten atau kota penghasil dan kabupaten atau kota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan. Artinya Natuna hanya mendapatkan 12 koma nol sekian persen saja. Lagi-lagi tragis!

Cadangan minyak bumi Natuna diperkirakan mencapai 14.368.470 barel, sedangkan gas bumi 112.356.680 barel. Cadangan dalam angka-angka ini akan habis terkuras dari perut bumi Natuna hanya dalam kurang dari 50 tahun ke depan saja. Eksplorasi keduanyapun memerlukan teknologi tinggi dan SDM yang handal. Dan, keduanya tidak secara langsung menyentuh kebutuhan perut masyarakat setempat.

Lalu, apa yang akan menjadi masa depan Natuna? Perikanan laut? Jawabannya bisa “ya” bisa pula “tidak’.

Ya, karena Kabupaten Natuna memiliki kekayaan dan keragaman sumberdaya perikanan dan kelautan, seperti potensi perikanan sebesar 1.197.520 ton (Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Natuna, 2005).

Tidak, karena kekayaan yang satu ini terbukti rawan dari tindakan pencurian (illegal fishing) oleh nelayan asing dengan armada kapal tangkap modernnya. Sementara nelayan Natuna hingga saat ini masih nyaman dengan pompongnya dan dengan alat pancingnya yang sangat sederhana. Realitas inipun, tragis!

Lalu, potensi apa yang nyata adanya dan bisa menyentuh kepentingan ekonomi masyarakat Natuna secara merata? Kembali ke pandanganku. Menurut pandanganku, masa depan Natuna adalah pariwisata. Industri pariwisata lebih prospektif ketimbang pertambangan yang menyisakan kerusakan lingkungan. UN-WTO memperkirakan pariwisata dunia tahun 2006 mencapai 733 miliar dollar AS. Bahkan 75 negara yang panorama dan kebudayaannya tidak begitu penting masing-masing berhasil meraih minimal satu miliar dollar AS dari sektor ini.

Bisnis ini juga terbukti menampung pekerja dengan spektrum amat luas, mulai dari transportasi, travel, perhotelan, telekomunikasi, hiburan, pendidikan, makanan, cinderamata dan perdagangan. Jika pariwisata berkembang, kita bisa memindahkan ribuan nelayan tradisional yang sulit hidup menjadi petugas pemandu wisata, pengrajin dan penjaja cindera mata, sopir taksi, awak bus pariwisata, pengelola cottage dan restoran, operator banana boat, pemandu paralayang dan banyak lainnya lagi.

Potensi wisata di Natuna sangat banyak dan masih alami. Banyaknya terumbu karang yang indah, cocok untuk wisata diving dan snorkeling. Pantainya yang berpasir putih dan lautnya yang biru, cocok untuk dibangunnya cottages dan penginapan atau hanya sekadar menikmati pemandangan pantai. Pulau-pulau karangnya yang menjulang tinggi bak menara alam di kebiruan laut, cocok untuk wisata paralayangdan panjat tebing. Natuna juga memiliki banyak kekayaan kulinari khas Melayu tempatan, kesenian tradisional Zapin, Hadrah, Mendu, Gambus, Berendah, Ayam Sudul, Awan Mendung, Gasing dan lain-lainnya. Bila kesemuanya dipadu-padankan, maka akan merupakan suguhan wisata yang akan membuai wisatawan lokal dan manca negara.

Namun tentu saja potensi pariwisata yang dimiliki Natuna tidak akan mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat, bila potensi ini tidak dikelola dengan baik mulai dari sekarang. Pemerintah daerah bertanggung jawab dalam hal pembangunan pariwisata, yang meliputi pengadaan prasarana dan sarana pariwisata, menarik investor dan mempromosikan pariwisata Natuna.

Adapun tugas terberat kita (NBC?), adalah mengubah paradigma dan mental masyarakat Natuna dari semula mental nelayan tradisional (mayoritas) dan mental feodalistik (sebagian kecil) menjadi masyarakat yang memiliki mental pariwisata, yakni mental keramah-tamahan (hospitality), yang siap memberikan pelayanan, kenyamanan dan keamanan kepada setiap wisatawan yang datang berkunjung ke Natuna. Seperti pengunjung sebuah toko, wisatawan adalah raja, yang membawa kebaikan berupa uang dalam jumlah yang tidak terbatas untuk dibelanjakan sesuka hatinya...

Selamat menyongsong era pariwisata Natuna!

Kamis, 03 Juli 2008

Jangan Korupsi

Korupsi, menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia yang paling populer penggunaannya, terutama pasca reformasi 1999 dengan salah satu jargonnya : pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Dalam Wikipedia Indonesia, korupsi berasal dari bahasa latin corruptio dari kata kerja corrumpere = busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Lihat saja, dari terjemahannya saja tidak satupun yang memiliki makna baik.

Dalam konteks bernegara, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus/politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.

Korupsi juga bermetamorfosis, seperti ulat menjadi kupu-kupu. Bahkan bisa berubah-ubah warna seperti seekor bunglon. Coba saja baca harian umum Kompas, Sabtu, 28 Juni 2008. Menurut Teten Masduki, koordinator ICW, obyek sasaran korupsi dalam tiga dekade terakhir ini bergeser dari hasil sumber daya alam dan pajak pada periode 1970 – 1980, bergerak ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada tahun 1990-an hingga dewasa ini.

Indikasi pergeseran obyek korupsi itu terlihat dari pos anggaran dalam APBD yang bukan untuk mendorong perekonomian rakyat dan umum, melainkan hingga 80% bagi kepentingan pemerintah, seperti belanja pegawai. Malahan ada kekeliruan berpikir elit birokrasi dan anggota legislatif seperti membuat peraturan daerah untuk menaikkan pendapatan dari lembaga pelayanan umum yang disubsidi pemerintah seperti Rumah Sakit Umum.

Selain itu di beberapa daerah dalam APBD tercatat anggaran untuk organisasi kemasyarakatan sebesar 14%, ini lebih tinggi dari pada anggaran untuk pos pembangunan tempat pendidikan yang hanya 4%. Bisa diduga, organisasi kemasyarakatan itu dipimpin oleh elit politik, baik dari eksekutif ataupun dari legislatif atau kroni-kroninya.

Korupsi telah merusak segala sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Korupsi juga telah melemahkan sistem demokrasi. Korupsi telah menciptakan kesenjangan ekonomi secara tidak wajar antara pemilik kedautan negara yang sesungguhnya (rakyat, terutama rakyat jelata) dengan pamong/ abdinya sendiri (pegawai pemerintah). Korupsi juga telah mengubah perilaku dan sikap beberapa pamong dan politisi menjadi aneh dan lupa diri, seperti yang diungkapkan oleh temanku Wan Andriko dalam tulisannya: OKB (Orang Kaya/ Kabupaten Baru).

Korupsi itu perbuatan busuk, bau dan menjijikkan. Harta yang semula halal hukumnya, bila diperoleh dari korupsi akan berubah menjadi haram, sebab harta tersebut pada hakikatnya telah berubah sifat menjadi benda busuk laksana bangkai. Dengan begitu, setiap koruptor adalah burung kondor, pemakan bangkai.

Menurut Permadi, SH. tokoh PDIP yang paranormal dan penganut aliran Kejawen itu, jasad seorang koruptor tidak akan pernah diterima oleh bumi. Ih, sereeem!

Atau...

Seperti yang pernah aku dengar dari suamiku, mengutip pendapat beberapa ulama fiqih (kontemporer) : Seorang muslim yang mati bergelimang harta hasil korupsi, jasadnya tidak harus disholatkan. Nah lho! Na'udzubillah...

Selasa, 24 Juni 2008

Top Press : Kabupaten Anambas Terbentuk

Keinginan masyarakat Kepulauan Anambas untuk memisahkan diri dari kabupaten induk Natuna hari ini terpenuhi sudah. Rapat paripurna DPR-RI hari ini telah menyetujui RUU pembentukan Kabupaten Anambas dan sebelas kabupaten/kota lainnya menjadi Undang-Undang. Dalam waktu dekat Anambas bukan Natuna lagi.

"Selamat saudaraku, masyarakat kepulauan Anambas. Bangun negeri, sejahterakan masyarakat."

Aku sampaikan ucapan selamat ini, sebagai ungkapan persahabatan untuk sesuatu yang sudah terlanjur terjadi. Namun jauh sebelumnya, yaitu saat isu pemekaran masih berupa wacana hingga pemekaran wilayah ini masih berupa draft RUU di DPR-RI, aku sudah mempertanyakan mengapa masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Natuna sebagai kabupaten induk begitu saja rela dan bahkan mendukung pemekaran wilayah Kepulauan Anambas lepas dari Natuna.

Terlepas bahwa terbentuknya kabupaten baru ini adalah dari keinginan kuat dan hasil perjuangan keras masyarakat Anambas, akan tetapi dukungan yang serta merta dari Pemerintah Kabupaten Natuna, bisa jadi ini merupakan bukti bahwa pemerintahan Kabupaten Natuna tidak memiliki kemampuan lagi untuk berbuat atau bahkan meyakinkan sekalipun, untuk membangun secara adil dan menyejahterakan rakyatnya di wilayah Kepulauan Anambas.

Nasi sudah menjadi bubur. Keputusan politik sudah diambil. Kepulauan Anambas sudah lepas. Sejarah tak akan pernah bisa dihapus (baca). Apapun yang akan terjadi kelak dengan keputusan ini, baik untuk Natuna maupun untuk Anambas, para pendukung pemekaran harus bisa mempertanggung-jawabkannya kepada generasi mendatang.

Berita terkait :

sijorimandiri.net/fz/index.php?option=com_content&task=view&id=929&Itemid=34

http://www.natuna.go.id/website/index.php?option=com_content&task=view&id=160&Itemid=43

Jagalah Hati

Kali ini aku ingin berbagi info tentang hubungan antara pola hidup dan pola makan yang salah dengan penyakit hati (liver), baik hepatitis maupun kangker hati. Semoga bermanfaat...

Para dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati (GOT,GPT), tetapi ternyata saat menjelang hari raya Imlek diketahui positif menderita kanker hati sepanjang 10 cm.


Selama ini hampir semua orang sangat bergantung pada hasil indeks pemeriksaan fungsi hati (Liver Function Index). Mereka menganggap bila pemeriksaan menunjukkan hasil index yang normal berarti semua OK.

Kesalah-pahaman semacam ini ternyata juga dilakukan oleh banyak dokter spesialis. Benar-benar mengejutkan, para dokter yang seharusnya memberikan pengetahuan yang benar pada masyarakat umum, ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar.

Pencegahan kanker hati harus dilakukan dengan cara yang benar. Tidak ada jalan lain kecuali mendeteksi dan mengobatinya sedini mungkin, demikian kata dokter Hsu Chin Chuan. Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bisa memiliki pandangan yang salah, bahkan menyesatkan masyarakat. Inilah penyebab terbesar kenapa kanker hati sulit untuk disembuhkan.

Penyebab utama kerusakan hati adalah :

1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab paling utama.

2. Tidak buang air pada pagi hari.

3. Pola makan yang terlalu berlebihan.

4. Tidak makan pagi.

5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan.

6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, pemanis buatan.

7. Minyak goreng yang tidak sehat! Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goreng saat menggoreng makanan hal ini juga berlaku meski menggunakan minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil. Jangan mengkonsumsi makanan yang digoreng bila kita dalam kondisi penat, kecuali dalam kondisi tubuh yang fit.

8. Mengkonsumsi masakan mentah atau bahkan masakan sangat matang, juga menambah beban hati. Sayur-mayur dimakan mentah atau dimasak matang 3/5 bagian. Sayur yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.

Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup atur gaya hidup dan pola makanan sehari-hari.

Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan jadwalnya, sebab :

  • Malam hari pkl. 9 -11 : Adalah waktu yang digunakan oleh tubuh untuk pembuangan zat- zat tidak berguna/ beracun (de-toxin) di bagian sistem antibodi (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik. Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan.
  • Malam hari pkl. 11 - dini hari pkl.1 : Saat proses de-toxin di bagian hati, harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
  • Dini hari pkl. 1 - 3 : Proses de-toxin di bagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur.
  • Dini hari pkl. 3 - 5 : De-toxin di bagian paru-paru. Sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini. Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernafasan, maka tak perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran.
  • Pagi pkl. 5 - 7 : De-toxin di bagian usus besar, harus buang air di kamar kecil.
  • Pagi pkl. 7 - 9 : Waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pkl. 6:30. Makan pagi sebelum pkl. 7:30 sangat baik bagi mereka yang ingin menjaga kesehatannya. Bagi mereka yang tidak makan pagi harap merubah kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat makan pagi hingga pkl. 9-10 daripada tidak makan sama sekali.
Jadi, tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna.

"Jagalah hati, jangan kau sakiti. Jagalah hati, 'lentera' hidup ini..."



Selasa, 03 Juni 2008

Antara Pekanbaru - Sedanau I

Ini adalah bagian pertama dari transkrip perjalanan pulangku ke Ranai dan Sedanau. Perjalanan yang sangat menyenangkan, setelah sekian lama aku kehilangan kesempatan melakukannya...

17 Mei 2008
; Aku dan suami sudah pada kesimpulan, bahwa rencana kami berkunjung ke Sedanau bersama-sama bulan Agustus harus batal karena pada saatnya nanti anakku yang sulung perlu mendapatkan perhatian ekstra sehubungan masa-masa awal sekolah di tingkat pertamanya. Suamiku mempersilahkan bila aku hendak pergi ke Natuna sekalian memanfaatkan momentum penyelenggaraan MQT II Kepri di Ranai.

19 Mei 2008; Suamiku menyerahkan tiket Riau Airlines PKU-NTX padaku, untuk flight hari Kamis tanggal 22 Mei. Sedangkan untuk kembali ke Pekanbaru, suamiku mempersilahkan aku untuk menentukan sendiri tanggalnya. Dia hanya membekali aku sebuah kartu ATMandiri.

20 – 21 Mei 2008; Aku masih melakukan kontak-kontak SMS dengan saudara-saudara dan juga dengan teman-temanku di Natuna, tapi aku tidak mengabari mereka bahwa aku akan berkunjung ke Natuna. Aku ingin surprise pada waktunya nanti.


Pekanbaru – Ranai

22 Mei 2008
09:00; Aku berangkat ke Bandara SSK Pekanbaru dengan diantar oleh suamiku. Tidak hanya mengantar, suamiku juga menemaniku saat proses check-in dan bahkan turut menemaniku di ruang keberangkatan menanti saatnya boarding

10:05; Boarding.
Sebelumnya aku dan suami sempat melakukan ‘ritual’ salam pisah untuk sementara.

10:15; Pesawat RAL lepas landas dengan mulus dari landas pacu bandara SSK Pekanbaru.

11:10; Pesawat mendarat dengan mulus di bandara Raja Haji Fi Sabilillah Tanjungpinang. Dulu namanya Lanud Kijang. Aku tidak tahu sejak kapan berganti nama. Ibu kota Provinsi Kepri ini harus bekerja keras membangun berbagai fasilitas agar bisa setara dengan ibu kota privinsi lainnya.

12:30; Pesawat mendarat dengan mulus di lapangan terbang (aku belum bisa menyebutnya sebagai bandara) Matak Kep. Anambas. Di Matak, kami singgah sebentar, bahkan tidak sempat keluar dari pesawat. Sebelumnya saat hendak mendarat, dari jendela aku sempat melihat pemandangan indah pulau-pulau kecil Anambas, bak jamrud di kebiruan laut Natuna.

13:45; Pesawat mendarat dengan mulus di Lanud (aku juga belum kuasa menyebutnya sebagai bandara) Ranai. Alhamdulillah, berkat lindungan Allah SWT. aku dapat mengakhiri perjalanan udaraku dengan selamat, tanpa mendapatkan hambatan apapun. Di Lanud Ranai, sepupuku Wan Gutmi atau biasa kami panggil dengan Mimi, sudah menungguku di hall kedatangan. Hanya dia yang aku beritahu sebelumnya akan kedatanganku.

Ada cara unik yang dilakukan oleh suamiku memantau perjalananku. Setiap pesawatku take-off (dan aku pasti mematikan hand phoneku), dia mengirimkan sebuah SMS dalam kalimat sama. Tentu saja SMS yang dia kirimkan statusnya “pending”. Nanti pada saat aku mendarat di setiap bandara dan pangkalan (dan aku pasti menghidupkan hand phoneku), SMS itu masuk, maka otomatis diapun menerima konfirmasi “message delivered”. Saat itulah dia menghubungiku menanyakan kabar perjalananku. Mau tahu kalimat SMS yang selalu dikirimnya berulang-ulang itu? “Have a nice travelling. I love you...”.


Masjid Raya Natuna nan Agung

Setelah merasa cukup beristirahat di rumah sepupuku, aku diajak mengunjungi arena MTQ II Kepri di halaman Masjid Raya Natuna. Nuansa “Middle East” sangat terasa pada dekorasi astaka dan tenda-tenda sekitarnya (cuaca panasnya juga!).

Bagi aku yang tidak mengikuti perkembangan pembangunan masjid itu, keberadaannya kini laksana sebuah istana baginda yang tiba-tiba ada. Dipindahkan dari sebuah negeri yang benar-benar sudah mencapai kemakmuran, diangkut oleh kekuatan tangan jin seperti dalam cerita dongeng dari negeri seribu satu malam. Aku mengibaratkannya seperti itu, karena keberadaannya sangat kontras dengan lingkungan sekitarnya.

Halamannya yang masih gersang, tanpa rindangnya pepohonan, rumah-rumah penduduknya yang relatif masih sederhana dan tidak tertata dengan baik. Aku berpikiran, masjid ini sepertinya dibangun hanya sebagai mercusuar penguasa belaka, bukan sebagai lambang kemakmuran negeri yang sebenarnya. Maa'aafff!




Sabtu, 17 Mei 2008

Nasi Dogong Juara II "Malay Breakfast Competition"

Tahukah Anda, Nasi Dogong masakan khas dari Sedanau - Natuna yang biasa dijual sebagai makanan sarapan pagi telah memenangkan sebuah kompetisi masakan sarapan pagi khas Melayu. Kompetisi diselenggarakan oleh Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kota Pekanbaru bekerja sama dengan Pemko Pekanbaru. Nasi Dogong telah menyisihkan Nasi Lemak dan Roti Jala. Peristiwa ini berlangsung pada tahun 2006 diselenggarakan di Hotel Dian Graha Pekanbaru bersempena dengan peringatan berdirinya Kota Pekanbaru tahun itu.

Cerita mengenai masuknya Nasi Dogong ke dalam ajang kompetisi tersebut diawali oleh datangnya seorang Asisten Koki Kepala (Executive Sous Chef) dari Hotel Ibis Pekanbaru ke rumah tinggalku, beliau bermaksud memperoleh resep dan cara membuat Nasi Dogong dariku. Informasi tentang Nasi Dogong beliau peroleh dari suamiku, saat beliau mencari masukkan dari kawan-kawan kerjanya untuk mendapatkan masakan lain dari khas Melayu yang belum dikenal khalayak di Pekanbaru. Saat di Sedanau dulu, suamiku memang begitu menggemari Nasi Dogong. Katanya sih : "Ada cita-rasa khas dari aroma yang khas." Oleh karena itulah suamiku merekomendasikan Nasi Dogong ini untuk dipresentasikan dalam kompetisitersebut.

Cita-rasa Nasi Dogong yang memiliki aroma khas dari rempah biji alba-nya. Ditangan piawai seorang Chef sebuah hotel chain dalam melakukan modifikasi dan presentasi, akhirnya Nasi Dogong berhasil terpilih sebagai Juara II dalam kompetisi tersebut, menyisihkan Nasi Lemak yang dibawakan oleh Hotel Pangeran Pekanbaru dan Roti Jala yang dibawakan oleh Hotel Dian Graha.

Siapa menyangka, dari semula hanya santapan sarapan pagi masyarakat sebuah pulau kecil, Nasi Dogong kini menjadi hidangan pilihan sarapan pagi di beberapa hotel berbintang di Kota Pekanbaru. Hebat bukan? Selamat kepada leluhur kita yang telah menciptakan Nasi Dogong. Dan sebagai bukti menghormati karya-karya besar leluhur, sebaiknya ada upaya dari pihak yang berkompeten untuk mematenkan karya-karya besar mereka, salah satunya Nasi Dogong ini. Jangan sampai pengalaman menyesakkan dada kita mengenai dipatenkannya karya besar bangsa kita oleh bangsa asing, seperti tempe oleh pihak Jepang atau seni batik oleh Malaysia tidak terulang kembali.

Kamis pekan depan, insya Allah aku akan bertandang ke Natuna (Ranai-Sedanau), selain untuk menemui orang-orang tercinta, aku juga punya misi untuk berburu kekayaan Kulinari Natuna, yang details-nya sudah banyak terlupakan olehku.

Sampai jumpa!

Rabu, 30 April 2008

Album Foto Pernikahan Telly-Rizal

Atas permintaaan keluarga besarku di Sedanau dan di Subang, hari ini aku membuat blog sangat sederhana, yang aku isi dengan posting tunggal berisi Album Foto Pernikahan Telly-Rizal, adikku.

Semoga hal ini bisa sedikit memenuhi keingin-tahuan mereka yang tidak bisa hadir menyaksikan secara langsung pada saatnya dulu.

Sabtu, 26 April 2008

Suamiku Suka Daun Muda

Empat belas tahun lalu, tepatnya bulan April 1994, aku berkenalan dengan seorang laki-laki berperawakan tinggi, berambut lurus, warna kulit dan paras muka sedikit mirip ras Mongoloid. Laki-laki itu, kini adalah suamiku.

Sebelum berkenalan, awalnya aku dan juga beberapa kawanku menduga laki-laki itu adalah seorang WNI keturunan atau setidaknya ada memiliki darah suku bangsa Tionghoa. Akan tetapi dugaanku itu meleset jauh, ternyata dia tidak dilahirkan dari keluarga Tionghoa seperti diduga sebelumnya. Dari ceritanya lebih lanjut, laki-laki itu berujar bahwa ayahandanya adalah seorang campuran suku Jawa dan suku Sunda, sedangkan ibundanya adalah seorang campuran suku Betawi dan suku Sunda. Namun oleh karena dia dilahirkan dan dibesarkan di Tatar Sunda dengan tradisi dan adat istiadatnya, maka dia mengklaim dirinya sebagai 'Urang Sunda'. Pembawaannya yang tenang, bicaranya yang berisi dan santun dengan penyampaian yang apik, membuat aku tidak bisa menolak ketika suatu kali, dia menyatakan cintanya padaku. Kini, sudah hampir tiga belas tahun aku hidup bersamanya dengan disertai kedua anakku, yang sulung, laki-laki dua belas tahun, sedang yang kedua, perempuan tujuh tahun.


Selama masa pacaran kami yang memang singkat, hanya kesan-kesan diatas saja yang aku ketahui tentang suamiku. Namun seiring dengan perjalanan rumah tangga, sedikit-demi sedikit dia mulai menampakkan 'tabiatnya' yang lain. Dibalik pembawaannya yang masih tetap tenang, ternyata dia suka DAUN MUDA!

Seleranya yang begitu menggelora terhadap daun muda ini, ternyata tidak hanya dimiliki oleh dia saja. Ayah-ibunya, kakek-neneknya, abang-adiknya hingga teman-temannya juga punya selera yang sama tingginya terhadap daun muda ini. Awalnya aku tidak bisa menerima terhadap apa yang menjadi kebiasaan mereka, tapi lama-kelamaan aku malah turut menikmati juga. Belakangan aku menyadari ini sebagai kebiasaan masyarakat Sunda. Coba saja simak uraian berikut sebagaimana ditulis oleh Her Suganda pada harian Kompas, Jum'at 25 April 2008, halaman 64 :

...Tatar Sunda adalah daerah yang subur. Curah hujannya tinggi. Dengan demikian, seperti salah satu lagu Koes Plus "Kolam Susu", tongkat saja jika ditancapkan di daerah ini bisa tumbuh jadi tanaman. Di Tatar Sunda, berbagai jenis tumbuhan bisa tumbuh subur. Namun, bagaimana hubungan antara tingkat kesuburan suatu daerah dan tradisi makan penduduknya, agaknya merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji sebagai kekayaan local genius masyarakat setempat. Buktinya, walau hidup bertetangga, tradisi masyarakat Sunda dalam memanfaatkan tumbuhan disekitarnya berbeda dengan masyarakat Jawa Tengah. Di daerah yang terakhir ini, berbagai daun-daunan dan tanaman lain berkhasiat obat dijadikan jamu. Tradisi itu tidak dijumpai di lingkungan masyarakat Sunda. Berbagai jenis tumbuhan dan biji-bijian yang diperoleh dari kebun, ladang bahkan dari pematang sawah atau hutan, langsung dimakan. Sebagian diantaranya terdiri dari daun-daunan yang disebut lalap.

"Orang Sunda paling suka daun muda" , begitu pernah dikemukakan Guru Besar Biologi Institut Teknologi Bandung Profesor Unus Suriawiria (alm) yang banyak meneliti khasiat berbagai jenis tumbuhan lalap yang dikonsumsi masyarakat Sunda. Sebagian besar tumbuhan itu merupakan tumbuhan liar yang bisa dijumpai di sembarang tempat. Bahkan terdapat tumbuhan yang dijadikan pembatas pagar, seperti tumbuhan bluntas. Dengan demikian, jika membutuhkan lalap, siapapun bisa dengan mudah memetiknya. Bluntas bukan hanya satu-satunya jenis tumbuhan pembatas pagar yang bisa dijadikan lalap. Masih terdapat tidak kurang dari enam jenis tumbuhan pembatas pagar lainnya yang dijadikan lalap, seperti mamangkokan, kastuba, puring, katuk, kedondong cina dan petai cina. Di luar itu, jenis tumbuhan yang bisa dijadikan lalap-lalapan ternyata sangat banyak jumlahnya.

Dalam penelitian yang dilakukan Profesor Unus Suriawiria, pada tahun 1986 ditemukan 70 jenis tanaman lalap yang bisa disantap langsung. Jumlah itu masih belum seberapa karena pada tahun 1993 ditemukan 24 jenis lagi sehingga jumlahnya mencapai 94 jenis. Sampai tahun 2000, ia mencatat tidak kurang dari 200 jenis tanaman yang bisa dijadikan lalap. Yang menarik, dari berbagai jenis tumbuhan itu, tidak kurang dari 60 jenis diantaranya dimanfaatkan berupa bagian pucuk atau daun muda. Dengan demikian, kemanapun Urang Sunda melangkah, tumbuhan yang bisa dilalap berada di sekitarnya...

Ya, ini adalah kenyataan bahwa suamiku suka sekali melahap daun muda. Hehehe...

Selasa, 22 April 2008

Hari Bumi

Hari Bumi disambut kebanyakan negara pada 22 April hari ini. Ada yang memulainya dari tanggal 16 hingga 22 April. Tujuan diperingatinya Hari Bumi, adalah untuk memberikan kesadaran warga bumi terhadap kepentingan kita untuk menjaga, memelihara dan memuliakan satu-satunya harta kita yang paling berharga yaitu BUMI. Bumi ibarat sebuah rumah yang menjadi tempat untuk kita berlindung dan menjalani kehidupan sehari-hari. Isu yang sering dicanangkan pada masa kini ialah PEMANASAN GLOBAL, adalah menjadi tanggungjawab dan kewajiban kita warga bumi, untuk memastikan BUMI kita ini terhindar dari segala bencana yang diakibatkan oleh kita sendiri. Pencemaran demi pencemaran yang berlangsung berawal dari kita sendiri. Masih belum terlambat untuk bertindak. Tindakan itu bukan saja hanya untuk kita, tetapi juga untuk generasi seterusnya.


Pada hari ini, mari kita luangkan waktu untuk melakukan sesuatu bagi keselamatan bumi kita. Menghentikan sejenak kegiatan yang akan menimbulkan polusi pada udara, tanah dan air, adalah salah satu cara kita turut memperingatinya.

"Selamat Hari Bumi"


Sejarah Hari Bumi
Tiga puluh delapan tahun yang lalu pada 22 April 1970, hari Bumi untuk pertama kalinya diselenggarakan di Amerika Serikat, atas prakarsa seorang senator, Gaylord Nelson. Embrio gagasan Hari Bumi dimulai sejak ia menyampaikan pidatonya di Seattle tahun 1969, tentang desakan untuk memasukkan isu-isu kontroversial, dalam hal ini lingkungan hidup, dalam kurikulum resmi perguruan tinggi mengikuti model teach in mengenai masalah anti perang. Gagasan Nelson mendapat dukungan yang mencengangkan dari masyarakat sipil. Dukungan ini terus membesar dan memuncak dengan menggelar peringatan HARI BUMI yang monumental. Majalah TIME memperkirakan bahwa sekitar 20 juta orang turun ke jalan pada 22 April 1970. Nelson menyebutkan fenomena ini sebagai 'ledakan akar rumput yang sangat mencengangkan' dimana : "Masyarakat umum sungguh peduli dan Hari Bumi menjadi kesempatan pertama sehingga mereka benar-benar dapat berpartisipasi dalam suatu demonstrasi yang meluas secara nasional, dan dengan itu menyempaikan pesan yang serius dan mantap kepada para politisi untuk bangkit dan berbuat sesuatu".


Menurut berbagai analisis ledakan ini muncul karena bergabungnya generasi pemrotes tahun 60-an (bagian terbesar adalah pelajar, mahasiswa, sarjana) yang terkenal sebagai motor gerakan anti-perang, pembela hak-hak sipil yang radikal. Sebuah perkawinan antara pemberontakan 60-an dan kesadaran lingkungan tahun 60-an. Hari Bumi yang pertama ini di Amerika Serikat merupakan klimaks perjuangan gerakan lingkungan hidup tahun 60-an untuk mendesak masuk isu lingkungan sebagai agenda tetap nasional. Kini peringatan Hari Bumi telah menjadi sebuah peristiwa global. Para pelaksana peringatan Hari Bumi menyatukan diri dalam jaringan global masyarakat sipil untuk Hari Bumi yakni EARTH DAY NETWORK yang berpusat di Seattle. Bila Hari Bumi 1970 pertama paling tidak melibatkan 20 juta manusia di AS, Hari Bumi 1990 melibatkan 200 juta manusia di seluruh dunia, maka pada Hari Bumi 2008 diperkirakan terlibat satu milyar manusia di seluruh dunia dengan jargon "making history - making change".


Sabtu, 19 April 2008

Dermochelys Coreacea

Pada malam empat hari lalu, aku kedatangan dua orang sepupuku. Setelah bersalaman dan bincang-bincang, kemudian seorang dari mereka berdua menyerahkan tentengan di tangannya berupa sekantong plastik ‘kresek hitam’ yang setelah kubuka isinya ternyata adalah beberapa butir telur bulat bercangkang putih-lunak. Apalagi kalau bukan telur penyu. Dugaanku itu adalah telur penyu belimbing (Dermochelys Coreacea). Mereka memperoleh telur-telur ini kiriman dari saudaranya di Natuna.

Perlu dua hari sampai akhirnya telur-telur itu diputuskan untuk 'dieksekusi' dengan cara direbus. Dua hari, waktu yang sangat lama hanya untuk memutuskan ‘keputusan’ yang sepele seperti itu. Eit! Tunggu dulu. Ternyata masalah telur penyu ini bukan lagi masalah sepele ketika itu terjadi di rumahku. Maklum suamiku adalah aktifis gerakan hijau di tempatnya bekerja. Saat ini dia menjadi Ketua Koordinator Green Team, dan juga aktif di Yayasan A Tree for A Child (ATFAC), sebuah yayasan peduli lingkungan hidup dan anti eksploitasi anak-anak (Children Trafficing) yang didirikan oleh jaringan waralaba hotel ACCOR yang berpusat di Paris, Perancis.

Hari pertama, aku ’diceramahi’ oleh suamiku tentang penyu ini. Katanya penyu belimbing merupakan salah satu fauna laut langka dan dilindungi oleh pemerintah banyak negara. Langka oleh karena tingkat kembang-biaknya yang lamban yang disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah karena adanya perburuan dan penjarahan penyu untuk dikonsumsi daging dan telurnya. Sebenarnya, tanpa perburuan dan penjarahan pun, perkembang-biakan penyu tetap akan lamban, karena memang perjalanan hidup penyu ini paling rentan terhadap ancaman.

Penyu mengalami siklus bertelur yang beragam, dari 2 - 8 tahun sekali. Sementara penyu jantan menghabiskan seluruh hidupnya di laut, betina sesekali mampir ke daratan untuk bertelur. Penyu betina menyukai pantai berpasir yang sepi dari manusia dan sumber bising dan cahaya sebagai tempat bertelur yang berjumlah ratusan itu, dalam lubang yang digali dengan sepasang tungkai belakangnya. Pada saat mendarat untuk bertelur, gangguan berupa cahaya ataupun suara dapat membuat penyu mengurungkan niatnya dan kembali ke laut. Penyu yang menetas di perairan pantai Indonesia ada yang ditemukan di sekitar kepulauan Hawaii. Penyu diketahui tidak setia pada tempat kelahirannya. Tidak banyak generasi yang dihasilkan seekor penyu. Dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya belasan tukik yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh dewasa. Itu pun tidak memperhitungkan faktor perburuan oleh manusia dan pemangsa alaminya seperti kepiting, burung dan tikus di pantai, serta ikan-ikan besar begitu tukik (anak penyu) tersebut menyentuh perairan dalam.

Hari kedua, kami masih mencari solusi untuk menyelamat telur-telur penyu tersebut, tapi buntu karena opsi tidak memungkinkan untuk dijalankan. Bagaimana mungkin, toh opsinya adalah mengubur telur-telur itu ke dalam gundukan pasir sisa bangunan yang ada di belakang rumah kami. Kalaupun berhasil menetas, tukik-tukik itu akan segera mati terkapar, karena kami tidak tinggal dekat pantai.

Akhirnya, dengan berat hati aku harus merebus telur-telur bercangkang putih-lunak itu. Tetap saja mubazir, karena tak seorangpun dari anggota keluargaku yang mau mencoba mengonsumsinya.

Keinginanku, jangan lagi ada penjarahan telur-telur penyu, jangan lagi ada kebiasaan mengonsumsi telur penyu. Lebih dari itu semua, jangan lagi ada ‘kebanggaan’ menjadikan telur-telur penyu sebagai buah tangan dari Natuna. Tetapi mulailah bangga, bahwa kini masyarakat Natuna tidak lagi mengonsumsi telur-telur penyu...


Sabtu, 12 April 2008

Sepenggal Kenangan

Sebagian besar masa kecil dan remajaku, kuhabiskan di sebuah pulau kecil bernama Sedanau, pulau yang juga tempat aku dilahirkan hampir tiga puluh dua tahun yang lalu. Aku tinggal bersama kedua orang tua dan tiga orang adikku di Jl. Panglima Hujan.
O, ya. Aku bukan anak sulung, aku anak kedua. Aku punya seorang kakak, tapi dia tidak tinggal bersama kami. Dia tinggal bersama Nenek dan Kakek kami semenjak dari kecil. Pada masanya dulu, aku merasa tidak ada yang istimewa dengan masa kecilku, malah terkesan sangat membosankan. Bagaimana tidak, dari TK hingga selesai menamatkan Sekolah Menengah Atas aku habiskan di pulau ini. Tidak seperti teman-temanku yang lain, kebanyakan setelah menyelesaikan pendidikan SMP, mereka rata-rata melanjutkan Sekolah Menengah Atas-nya di kota Tanjungpinang atau di kota Pontianak. Di pulau ini juga aku melewati masa-masa kejiwaan yang silih berganti, perasaan berbunga-bunga saat memasuki masa pubertas dengan kisah-kasih cinta pertamaku. Lalu dipenghujung masa itu aku dihadapkan pada peristiwa yang terasa sangat menyayat hatiku; aku dan adik-adikku harus kehilangan untuk selamanya ibunda tercinta. Dan ayahku juga harus kehilangan isteri tercintanya.

Ayahku (kami biasa memanggil beliau dengan sebutan Papa, itu adalah panggilan khas kami kepada beliau. Bukan hanya kami anak-anaknya saja, tapi hampir semua sepupuku dan bahkan ada beberapa temanku juga memanggilnya seperti itu) adalah seorang nelayan sangat tradisional. Waktu aku masih SD, beliau pergi memancing bahkan masih mengunakan jungkong (sampan tanpa mesin yang didayung). Tapi sayang, sampai sekarang aku belum bisa ciyaw jungkong (mendayung sampan). Ada satu kejadian yang tak terlupakan olehku. Sore itu aku disuruh oleh ayahku mengambil jungkong yang ditambat di pelabuhan agar dibawa pulang mendekati rumah kami, tapi karena aku tidak bisa mendayung, jungkong bukannya mengarah ke pingir, arah jungkong malah menjauhi pantai ke arah tengah karena dibawa arus. Dan saking panik dan takut hanyut, aku nekat nyebur ke laut, padahal aku sangat takut dengan daun lamon (sejenis tanaman laut serupa dengan daun pandan) yang gerakan daunnya bagaikan tangan-tangan gurita yang meliuk-liuk di dalam laut. Akhirnya aku menyeret jungkong itu ketepian. Hahaha! Sekarang baru aku bisa tertawa mengenangnya, dulu itu adalah kejadian yang menyebalkan.

Sesekali bila malam minggu, aku dan adikku suka diajak memancing oleh ayahku. Kalau ikan hasil tangkapannya lagi banyak, hati rasanya senang bukan kepalang. Tapi bila umpan lama tidak disambar ikan : “Boseeen! Mendingan tidur! Hehe..”. Ada syarat dari ayahku, bila aku ingin diajaknya pergi memancing, maka sebelumnya kami harus nyuluh umpan (mencari udang kecil dengan membawa petromak, untuk dijadikan umpan mancing) dulu. Pagi hari, sebelum pulang, kami biasanya mampir dulu ke belot (sejenis alat perangkap ikan yang terdiri dari bambu yang dijalin dan dipasang di tengah laut) untuk melihat apakah ada ikan yang teperangkap di dalamnya. Kadang-kadang juga bilamana kami tidak ikut pergi memancing, pada malam hari, kami menjaga belot agar tidak dicuri oleh orang lain. Suasana yang indah dan damai menyusup kalbu, di bawah benderangnya sinar rembulan malam, sambil memandang cerahnya langit yang penuh dengan bintang, di tenggah laut yang terhampar luas, yang terdengar hanya deru ombak yang bergulung dan berlomba menuju pantai. Sungguh hal yang menyenangkan (nikmat Tuhan yang manakah yang kamu ingkari, Marlina?). Aktifitas yang acapkali aku lakukan pada masa-masa itu, menjadi sesuatu hal yang aku rindukan sekarang. Ibarat sebuah sejarah, kenangan itu sepertinya tidak akan pernah terulang kembali. Sekarang, dengan penuh rasa bangga aku ceritakan pengalaman tersebut pada kedua anakku.

Ada kalanya juga, esok paginya sebelum pulang dari memancing, aku suka mencari kerang besar di sekeliling belot. Masa itu di sana masih banyak terumbu karang yang indah. Jika air laut surut kami bisa mencari kelimpat (kerang kecil), siuk (gonggong) kaghak (kerang yang agak besar), dan banyak lagi jenis biota laut lainnya. Selain belot, ayahku juga memiliki sebuah bagan (rumah jaring). Kadang-kadang aku sering ikut jaga dan menarik jaring bagan. Senang rasanya melihat banyak ikan tambon yang didapat. Pak Oi! Nikmatnya makan ikan bakar dari ikan yang masih segar.

Tidak seperti kebanyakan keluargaku yang tinggal di kedoi laot (rumah yang dibangun di atas laut), kami tinggal di panas (rumah yang dibangun di darat). Suasana di kedoi laot jauh lebih ramai dibandingkan dengan suanana di panas. Tidak heran bila aku merasa senang bila bermain di rumah nenekku yang juga berada di kedoi laot. Itu karena di sana kami bisa berenang di air laut di belakang rumah. Di kedoi laot, aku juga bisa memancing ikan beghong dan ikan mudok dari lubong pelekah (lubang yang terdapat di lantai kayu yang sengaja dibuat untuk membuang sampah dan ini terdapat di hampir semua rumah).

Tentang lubong pelekah ini, belakangan aku baru menyadari bahwa ini adalah kebiasaan hidup orang Sedanau yang tidak bersahabat dengan lingkungan. Tidak menjadi masalah bila material yang dibuang ke laut itu berupa sampah organik (karena akan menjadi makanan tambahan bagi ikan-ikan dan biota laut lainnya dan sebagian lainnya kemudian akan membusuk dan terurai), menjadi masalah besar kemudian adalah sampah non-organik, sejenis pelastik, melamin, gelas dan lain-lainnya (kemudian akan mencemari perairan, terumbu karang, pantai dan hutan bakau).

Ada kebiasaan yang unik dengan kami, sepulang sekolah, jika air tengah pasang aku dan Iti suka sekali makan siang di atas jungkong yang tertambat di belakang rumah (seperti yang dikatakan Bong Jun, kalau rumahnya di daratan, garasinya berada di depan rumah untuk parkir mobil, kalau yang hidup di laut, garasi mereka ada dibelakang rumah untuk menambat jungkong). Iti ini adalah seorang teman karib (best friend), nama lengkapnya Iti Suryati. Sosok yang satu ini begitu istimewa bagiku. Dia tidak hanya sekedar teman biasa, tapi juga sebenarnya dia adalah seorang makde-ku (sebutan untuk bibi atau tante yang paling muda). Ibunya Iti adalah adik kandung dari Nenekku. Karena kesamaan umur dan sekolah membuat hubungan antara kami menjadi hybride (perpaduan saudara-teman). Iti Suryati, teman istimewaku itu, sekarang menjadi guru pengajar di SMUN 2 Ranai.

Sambil makan kami ‘mengabsen’ sampah–sampah yang lewat di dekat jungkong kami dengan candaan (ada sandal, kertas, tikar, plastik dll.) Tiba-tiba Iti menghambur naik ke jombon (seperti jembatan) dan pulang ke rumah sambil muntah-muntah. Aku berlari berusaha menghampirinya dan bertanya heran. Iti kemudian mengarahkan jarinya ke arah laut, dan tampaklah olehku (maaf!) kotoran manusia yang juga turut ‘berenang’ bersama sampah-sampah yang lain. Acara makan siang pun bubar dengan perasaan mual. Itulah adanya, kampong aek-ku tercinta tempo doeloe.

Aku memimpikan, kedepannya masyarakat Sedanau akan berubah, dengan didukung oleh usaha ‘penyadaran’ secara perlahan dan terus-menerus yang dilakukan oleh generasi muda yang cenderung memiliki intelektualias yang jauh lebih bagus, kemudian didukung juga oleh kebijakan dari pemerintah setempat dengan membuat sebuah peraturan daerah yang melarang masyarakat Sedanau membuang sampah non-organik langsung ke laut. Dengan demikian laut, terumbu karang, pantai dan hutan bakau sekitar kita akan terjaga kelestariannya dan mimpi kita Sedanau menjadi Kampong Aek yang bersih, indah dan tertib akan terwujud.

Kabar dari kawan-kawan Sedanau tentang mulai sulitnya memperoleh biota laut yang dulu sangat berlimpah dan mudah mendapatkannya seperti kelipat, siuk, kuyong, kerang, ketam botu dan kuyong botang (sejenis siput agak panjang yang hidupnya menempel pada batang bakau atau menempel pada tiang rumah). Atau tentang mulai sulitnya menangkap ikan bernilai ekonimis seperti ikan Napoleon dan ikan Kerapu Merah di sekitar pantai, sehingga untuk mendapatkannya harus pergi bermil-mil ke tengah laut, memerlukan waktu yang lama dan banyak menghabiskan bahan bakar minyak yang kini semakin langka dan mahal. Ini sungguh membuat aku prihatin...

Rabu, 09 April 2008

Bongkahan Es Antartika Pecah Seluas Jakarta


WASHINGTON, SELASA, 25 Maret - Lapisan es Antartika di Kutub Selatan kembali mengalami kondisi kritis. Bagian barat benua beku tersebut pecah sehingga bongkah es seluas tujuh kali Kota Manhattan, AS atau sekitar sepertiga luas Jakarta, lepas ke lautan lepas.


Bagian yang pecah merupakan tepan beting es Wilkins yang telah terbentuk di Antartika bagian barat sejak ratusan tahun hingga 1500 tahun yang lalu. Citra satelit menunjukkan bongkahan tersebut mulai bergerak sejak 28 Februari 2008.


"Ini adalah akibat pemanasan global", ujar David Vaughan, ilmuwan Survei Antartika Inggris (BAS). Pecahan es ini akan melelah di perairan yang lebih hangat, pecah menjadi beberapa bagian, dan habis sama sekali. Namun, peluangnya tetap bertahan juga ada karena saat ini sudah memasuki periode akhir musim panas di Antartika dan suhu mulai mendingin.


Meskipun peristiwa pecahnya bongkah es dari tepian Antartika sering terjadi, kejadian yang menyebabkan pecahan sebesar ini termasuk jarang. Bongkah es yang lebih besar baru terjadi dua kali yakni di tahun 2022 dan 1995. Namun, para ilmuwan khawatir kejadian seperti itu akan semakain sering terjadi akibat peningkatan suhu atmosfer.


"Pecahnya mirip kaca yang dipukul palu," ujar Vaughan. Ia memprediksi beting es Wilkins akan habis dalam 15 tahun ke depan jika tren kenaikan suhu tidak dapat dicegah. Meskipun bagian yang telah hilang dari beting es tersebut baru 4 persen, hal tersebut tetap dapat memicu retakan lebih besar.


Para ilmuwan baru melihat kejadian tersebut sebagai akbat pemanasan global. Padahal masih ada ancaman berikutnya karena pelelahan es Antartika akan menyumbang terhadap kenaikan muka air laut di seluruh dunia.(AP/WAH)


source : kompas